Kesalahan Strategi Hitler Dalam Perang Dunia Ke 2
Hitler adalah seorang diktaktor yang unik, dia yang membawa Jerman pada
kemenangan di awal Perang Dunia ke 2 namun juga sebaliknya. Idenya dan
strateginya yang ia matangkan bersama para Jendral terkemukanya telah
membuat Jerman menjadi sebuah mesin perang yang luar biasa kuat. Namun
tanpa disangka, kekalahan demi kekalahan yang Jerman alami selama akhir
perang juga tidak lepas dari keputusannya. Sifatnya yang ingin selalu
memegang kendali terkadang terlalu berlebihan, hanya saja, ternyata
kemampuan dan tenaganya tidak cukup untuk mengatur seluruh front.
Berikut ini saya kemukakan beberapa kesalahan fatal Hitler dalam
strategi pertempuran, saya urutkan dari yang paling kecil akibatnya
hingga yang terbesar.
Hitler Ketika Melakukan Inspeksi Pasukan SS |
Battle of Bulge merupakan operasi militer terakhir Jerman pada Perang
Dunia ke 2. Jerman mengerahkan sebagian besar sisa sumber daya militer
mereka untuk melancarkan ofensif ini. Dinamakan Battle of Bulge karena
serangan pasukan Jerman membentuk pola tonjolan "Bulge" jika dilihat
dalam peta. Pertempuran yang berlangsung dari 16 Desember 1944 hingga 25
Januari 1945 ini berakhir dengan kekalahan telak pada kubu Jerman.
Mereka kehilangan lebih dari 100 ribu pasukan sementara pihak sekutu
kehilangan lebih dari 80 ribu pasukan. Sebagian besar pengamat
menyatakan bahwa pertempuran ini adalah pertempuran sia-sia. Jerman
mengandalkan keberuntungan (yaitu cuaca buruk yang menghambat armada
udara sekutu untuk melakukan tugasnya) dalam melancarkan ofensifnya,
namun begitu faktor itu hilang, Jerman terpaksa mundur.
Pasukan Jerman Dalam Battle of Bulge |
Tujuan ofensif ini memang baik, yaitu merebut Kota Anterwep di Belanda,
sehingga memotong jalur supply pasukan sekutu. Taktik itu Hitler rancang
sendiri ketika ia sakit selama pertengahan tahun 1944. Namun tenaga
mereka sebenarnya tidak cukup untuk melaksanakannya. Mereka hanya
membuang-buang sumber daya terakhir mereka yang berharga. Akan lebih
baik jika Jerman mengalokasikan sebagian besar pasukannya untuk
menghambat laju pasukan Rusia, setidaknya hal tersebut dapat menunda
keruntuhan negara itu hingga beberapa waktu. Bukannya menyia-nyiakan
sisa pasukannya dan meninggalkan Jerman tanpa pertahanan.
Kunci Penting: Jika Jerman mampu mengerahkan pasukan mereka ke timur untuk mempertahankan diri dari Uni Soviet, setidaknya Jerman dapat menghambat laju pasukan merah dan menghindarkan Jerman pecah menjadi 2 negara selama perang dingin.
2. Pertahanan Normandia
Dalam merancang pertahanan Normandia, Jerman telah membangun sistem
pertahanan yang terdiri dari ratusan pilbox dan bunker yang terhubung
dengan sistem terowongan bawah tanah. Namun sistem pertahanan yang mahal
dan kokoh itu ternyata sia-sia dalam melawan pendaratan sekutu pada
Juli 1944. Kuncinya bukan karena kualitas beton yang mereka gunakan
untuk bertahan itu buruk, namun lebih karena kakunya sistem pertahanan
Jerman.
Salah Satu Kubu Pertahanan Jerman Di Normandy (Perancis Utara) |
Idealnya, sebuah kubu pertahanan yang diserang akan mendapatkan bala
bantuan dalam waktu sesingkat-singkatnya, jika tidak, mereka tetap akan
runtuh karena kekurangan supply dan logistik. Namun hal tersebut tidak
terjadi di Jerman pada waktu itu. Sungguh mengherankan mengingat
kemenangan Jerman sejauh itu berasal dari mobilitas pasukan mereka yang
tinggi. Hitler setelah pembelotan oleh beberapa petinggi militernya
menjadi manusia yang paranoid. Ia mengontrol seluruh pergerakan
jendral-jendralnya tanpa terkecuali, membuat mereka tidak bisa
bermanuver, bahkan di medan perang sekalipun.
Kunci Penting: Jika Jerman mampu melaksanan pertahanan secara lebih mobil. Maka sekutu setidaknya akan kehilangan banyak pasukan di Normandia atau malah mengusir mereka kembali dari daratan Perancis. Momen-momen kritis tersebut dapat mengubah sejarah dunia secara drastis.
Ketika pertempuran di Afrika Utara berkecamuk pada tahun 1942, faktor
penting yang menjadi penentu kemenangan baik pihak Jerman maupun Inggris
adalah jalur supply dan logistik. Afrika utara sama sekali tidak
menyediakan cadangan logistik bagi pasukan yang bertempur di sana.
Bahkan kebutuhan dasar seperti airpun tidak ada. Kebutuhan tersebut
harus dibawa dengan menggunakan truk pengangkut atau dibawa sendiri oleh
pasukan yang tengah bertempur. Jerman yang meskipun pada awal
pertempuran terus menerus mengalami kemenangan (terutama berkat
kehebatan Edwin Rommel) telah mengabaikan keamanan jalur logistik mereka
dengan membiarkan pulau malta.
Foto Udara Pulau Malta |
Malta adalah basis pertahanan Inggris yang terletak diantara Itali dan
Afrika Utara. Pulau itu menjadi markas skuadron Inggris dalam membom
armada Italia yang menyediakan pasokan baru untuk Jerman. Hitler rupanya
lebih tertarik dalam perkembangan pertempuran di Afrika utara itu
sendiri daripada merebut pulau yang menjadi tumpuan Inggris di
mediterania. Pada akhirnya, pulau itulah yang menjadi kunci hancurnya
pasukan Jerman di Afrika Utara. Total, lebih dari 200ribu pasukan Jerman
di Afrika Utara yang tertangkap. Mereka kekurangan bensin, amunisi dan
makanan meskipun peralatan tempur mereka masih lengkap.
Kunci Penting: Jika Hitler sudi terlebih dahulu untuk merebut Malta, maka Jerman akan dengan mudah mendapatkan bala bantuan untuk melancarkan ofensif terus menerus di Afrika Utara. Jika Afrika Utara berhasil direbut, maka jalur supply inggris yang melewati terusan suez akan kacau dan menentukan nasib Inggris kemudian
Merebut selat Gibraltar sebenarnya bukan perkara sulit bagi Jerman,
mengingat mereka punya sekutu dekat di sekeliling wilayah itu, Spanyol.
Spanyol meskipun tidak menyatakan bergabung dalam kekuatan AXIS, namun
mereka jelas-jelas menaruh simpati kepada Jerman dan kawan-kawan mereka.
Hal tersebut juga disebabkan karena hutang budi Spanyol kepada kekuatan
AXIS selama perang saudari 1936-1939. Namun diplomasi dalam menentukan
siapa yang akan menyerang Gibraltar berjalan alot.
Franko, pemimpin Spanyol pada waktu itu bersikeras ingin merebut
Gibraltar dengan tangan mereka sendiri, tentu dengan dukungan dari
Jerman. Jerman berpendapat lain. Mengingat pentingnya wilayah itu,
mereka mengingingkan agar merekalah yang mengokupasi wilayah tersebut.
Hitler yang merasa jengkel memutuskan untuk menghentikan diplomasi dan
lebih berkonsentrasi pada pertempuran di Rusia yang sudah di ambang
pintu.
Kunci Penting: Gibraltar bukan saja bernilai ekonomis bagi Inggris, namun juga militer. Banyak kapal perang mereka berlabuh di Gibraltar dan menjadi pusat komando mereka di Mediterania. Merebut Gibraltar bukan saja akan menguntungkan Jerman secara ekonomi, namun juga akan membalik kekuatan armada laut AXIS di seluruh dunia.
Pertempuran dunkrik yang terjadi pada 24 Mei sampai 4 Juni 1941 adalah
salah satu blunder terbesar Hitler selama perang dunia ke 2. Hitler
secara pribadi memerintahkan pasukannya untuk berhenti menyerang padahal
400 ribu pasukan Inggris dan Perancis telah terkepung di dalam kota
Dunkrik tanpa pasokan logistik memadahi. Kesalahan inilah yang
menyebabkan pasukan yang telah tidak berdaya itu dapat dengan selamat
kabur ke tanah Inggris. Merekalah yang menjadi cikal bakal pasukan
sekutu yang nantinya akan mengalahkan Jerman di Afrika Utara, Italia dan
kemudian di Normandi.
Kunci Penting: Empat ratus ribu pasukan sekutu yang terkepung di Normandi mempunyai arti penting. Sebagian besar diantara mereka adalah unit-unit pasukan sekutu yang terlatih dan mempunyai disiplin tinggi. Merekalah yang pada akhirnya membangun kembali kekuatan pasukan sekutu yang bermarkas di Inggris dan menjadi penentu jalannya perang di kemudian hari.
Battle of Britain merupakan merupakan pertempuran udara terbesar selama
Perang Dunia 2 antara Inggris dengan Jerman. Pertempuran itu berlangsung
dari Juli hingga Oktober 1940. Tujuan Jerman di dalam pertempuran itu
adalah menghancurkan kekuatan udara Inggris sehingga mempermudah invasi
mereka di kemudian hari. Namun sayang sekali, tujuan tersebut tidak
terpenuhi, bahkan peperangan ini berakibat fatal bagi Jerman. Ia
kehilangan lebih dari 2500 buah pesawat sementara Inggris yang berada
dalam posisi bertahan justru hanya kehilangan kurang dari 600 buah.
Pesawat Pembom Jerman Dalam Battle of Britain |
Meskipun kehilangan banyak pesawat, namun sebenarnya Jerman masih berada
pada posisi menguntungkan di akhir Oktober 1940. Inggris mempunyai
lebih sedikit persediaan pesawat daripada Jerman dan jika Jerman mau
meneruskan pertempuran hingga satu bulan saja, kemungkinan besar
pertahanan udara Inggris akan runtuh sama sekali. Hitler yang sudah
tidak sabar memutuskan untuk menghentikan operasi mahal ini. Akibatnya,
Jerman kehilangan kesempatan emas untuk merebut kepulauan Inggris.
Benteng terakhir sekutu di Eropa.
Kunci Penting : Kemenagan Battle of Britain ini menjadi titik balik Perang Dunia ke 2, Jerman tidak hanya kehilangan banyak tenaga di sini, namun juga kehilangan kesempatan emas untuk menaklukan Inggris. Setelah ini, bahaya pertempuran di dua front mengancam Jerman, karena pertempuran di Rusia telah dekat di mata. Jerman rupanya tidak punya cukup tenaga untuk bertempur di dua front sekaligus. Dan hal tersebut yang menjadi penentu kekalahan Jerman di kemudian hari.
Pertempuran di Yunani adalah pertempuran yang tidak begitu penting baik
dilihat dari sisi militer maupun dilihat dari sisi ekonomi. Pertempuran
itu terjadi "semata" karena rasa iri Musolini terhadap Hitler. Mussolini
meresa bahwa dirinya jauh lebih berpengalaman daripada Hitler, namun
kesuksesannya di dalam peperangan itu nol besar. Ia ingin membuktikan
bahwa dirinya dan Italia, sejajar dengan Jerman dari segi kekuatan
militer. Namun rupanya kampanye Mussolini di Yunani berakhir petaka.
Pasukan Yunani yang meskipun berjumlah sedikit, mampu memukul mundur
Pasukan Italia yang pada waktu itu sudah menduduki Albania. Mussolinipun
panik dan terpaksa meminta bantuan Hitler.
Pasukan Jerman Dalam Pertempuran Di Pulai Kreta Yunani |
Meskipun Jerman meraih kemenangan besar dalam pertempuran ini, namun
dilihat dari strategi perang secara luas, Jerman sama sekali tidak
memperoleh keuntungan dari pertempuran ini. Pasukan Hitler yang telah
berada pada posisi siap menyerang Rusia, harus ditarik mundur sebagian
untuk membantu Italia. Penarikan ini membuat invasi ke Rusia tertunda
selama lebih dari 2 bulan lamanya. Invasi ke Rusia baru dimulai pada
bulan Juli 1941, sudah terlalu dekat dengan musim dingin Rusia yang
mencekam. Musim dingin itulah yang menyebabkan kekuatan Jerman di Rusia
tercerai berai.
Kunci Penting: Pertempuran Yunani menyebabkan Jerman harus menunda rencana serangannya ke Rusia, waktu 2 bulan di tahun 1941 benar-benar berharga, jika invasi itu dapat berjalan lebih cepat. Maka niscaya kota-kota penting di Rusia akan dapat direbut sebelum musim dingin tiba. Dan hal tersebut akan menjadi penentu kemenangan Jerman di front timur.Bersumner: aninditasaktiaji.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar